1. R-Kompleks (Otak Reptil)
R Kompleks, yang juga disebut “otak reptil”, adalah bagian
otak pertama dan terletak di dasar otak. Otak reptil merupakan pusat perilaku
inderawi dan naluriah yang memiliki tugas mengatur kebutuhan mendasar seperti
bertahan hidup, berkembang biak, dan perawatan diri. Selain itu, otak reptil
juga mengambil tanggung jawab mengendalikan fungsi tubuh otonom, seperti detak
jantung, pernapasan paru-paru dan regulasi suhu tubuh. Karena peran inilah,
otak reptil dikatakan bersifat “kebinatangan dan primitif”, bertindak
berdasarkan nafsu. Inilah sebabnya mengapa R-Kompleks sering disebut sebagai
“otak reptil”, karena fungsinya sangat mirip dengan otak reptil yang dimiliki
reptilia.
Ketika otak reptil ini sedang aktif, yang berperan adalah
insting dan reaksi spontan. Ia aktif apabila seseorang merasa ketakutan, stres,
merasa terancam, marah, kurang tidur, atau kondisi tubuh lelah.
Beberapa ciri yang terkait dengan otak reptil meliputi:
agresi, dominasi, mencari pasangan, seks, kefanatikan, obsesif, kompulsif, dan
keserakahan. Anda bisa melihat contoh binatang liar yang mempertahankan
wilayahnya dari penyerbu, dan Anda akan segera memahami mengenai jenis perilaku
yang berasal dari bagian otak ini.
2. Sistem Limbik (Otak Mamalia)
Sistem limbik atau otak mamalia membungkus batang otak dengan
hipotalamus dan amigdala sebagai komponen utamanya. Hipotalamus memproduksi
hormon pertumbuhan, seperti testosteron dan progesteron. Sistem limbik berperan
besar dalam mengatur emosional dan kognitif. Juga berfungsi mengendalikan
bioritme tubuh, seperti pola tidur, rasa lapar, rasa haus, tekanan darah, detak
jantung, gairah seksual, temperatur, kimia tubuh, metabolisme dan sistem
kekebalan.
Sistem limbik adalah kontrol utama menangkap informasi dari
indera penglihatan, pendengaran, sensasi tubuh, indera peraba, dan penciuman.
Kemudian informasi tersebut disalurkan ke bagian pemikir pada neokorteks. Salah
satu contoh fungsi sistem limbik sebagai pengatur emosi yaitu ketika seseorang
melakukan sesuatu yang melibatkan emosi mendalam, sehingga ia mengingatnya
dalam jangka panjang.
Inilah yang kemudian menjadi alasan kenapa seseorang yang
pernah mengalami trauma putus cinta sulit sekali move on atau melupakan
kenangan-kenangan indah yang pernah dilalui bersama pasangannya. Mengapa bisa
demikian? Karena setiap hal atau kenangan indah terekam secara mendalam dan
penuh emosional. Contoh lain seseorang yang sedang dimabuk cinta dengan
seseorang, cenderung melihat orang itu sebagai sosok yang sempurna dimatanya.
Perasaaan seperti ini sudah mengalahkan berpikir logis. Hal ini dapat
menyebabkan mereka mengabaikan kesalahan yang mungkin sudah dialaminya.
3. Neokorteks (Otak Berpikir)
Neokorteks berada pada bagian atas dan merupakan 80% dari
seluruh materi otak manusia, bisa disebut “otak berpikir”. Bagian ini
mengendalikan proses tingkat tinggi seperti logika, penalaran, pemikiran
kreatif, bahasa dan integrasi informasi sensorik. Saat Anda membaca artikel ini
berarti neokorteks Anda bekerja.
Neokorteks terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron,
bentuknya seperti selimut setebal 3 mm dan memiliki 6 lapisan. Masing-masing
lapisan tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda. Neuron disebut juga sebagai
sel saraf, berfungsi mengirimkan pesan atau impuls yang berupa rangsang atau
tanggapan. Jutaan sel saraf membentuk suatu sistem saraf. Sebuah neuron
biasanya terdiri dari 3 bagian utama, yaitu sel, dendrit, dan akson.
Badan sel adalah
bagian yang di dalamnya ditemukan nukleus dan organel-organel yang lain. Dendrit
adalah sejumlah besar tonjolan dari badan sel, biasanya berbentuk menyerupai
akar pohon atau antena untuk meningkatkan luas permukaan yang memungkinkan
penerimaan sinyal dari sel saraf lain. Dendrit membawa sinyal ke arah badan
sel. Pada sebagian besar neuron, membran plasma badan sel dan dendrit
mengandung reseptor-reseptor protein untuk mengikat zat perantara kimiawi dari
neuron lain.
Akson atau serat
saraf merupakan tonjolan tunggal, memanjang, berbentuk pipa yang mengantarkan
potensial aksi menjauhi badan sel dan berakhir di sel saraf lain. Akson sering
mengandung cabang-cabang sisi atau kolateral sepanjang seratnya. Bagian dari
badan sel yang merupakan tempat keluarnya akson dikenal sebagai bukit akson
(axon hillock). Bagian ini adalah tempat potensial aksi bermula di sebuah
neuron. Akson panjangnya bervariasi, mulai dari kurang dari 1 mm (pada
neuron-neuron yang hanya berhubungan dengan sel-sel tetangganya), hingga lebih
dari 1 mm (pada neuron-neuron yang berhubungan dengan bagian-bagian sistem
saraf yang jauh atau dengan organ perifer).
Pada bagian ujung dari akson biasanya akan didapati cabang
yang cukup banyak, menyerupai akar pohon yang disebut sebagai telodendrion.
Disetiap ujung telodendrion, akan ditemukan bulatan-bulatan kecil yang disebut
terminal akson. Terminal-terminal ini mengeluarkan zat perantara kimiawi yang
secara simultan mempengaruhi banyak sel lain yang berhubungan erat dengan
terminal tersebut. Neuron yang terdapat dalam neokorteks kurang lebih sekitar
12-15 juta. Sel-sel ini dapat berinteraksi dengan sel-sel lain melalui vibrasi
disepanjang dendrit.
Fakta lain membuktikan bahwa bagian otak yang mengendalikan
emosi juga mengendalikan fungsi tubuh kita. Hal ini dapat dijelaskan mengapa
emosi dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Neokorteks
merupakan basis tempatnya kecerdasan kita. Inilah yang berfungsi mengatur
pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, perabaan dan
penciuman. Proses yang berasal dari pengaturan ini adalah penalaran, berfikir
secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku waras, bahasa, kendali
motorik sadar dan penciptaan gagasan.
Neokorteks juga bertugas dalam kemampuan berbicara, kreasi,
dan mencipta. Di otak ini pula bersemayam kecerdasan yang lebih tinggi yang di
sebut intuisi. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Neokorteks ini membuat manusia bisa berfikir tentang segala sesuatu, bisa
mengendalikan nafsu dan emosi, serta mampu berperilaku dengan baik. Singkatnya,
neokorteks membuat manusia berfikir secara intelek, logis, mengambil keputusan
dengan hati-hati, kendali motorik sadar dan menciptakan gagasan nonverbal
dengan baik.