Minggu, 11 Agustus 2019

Prana Shakti International Brotherhood



Sejak dulu seringkali kita menghadapi berbagai “hambatan” berupa waktu lamanya pelatihan apalagi yang bersifat tradisional yang banyak menggunakan ritual, puasa (mutih, ngalong, dan sebagainya), tirakat di tempat angker, ketika kita mempelajari berbagai “keilmuan” belum lagi manfaat yang diperoleh seakan-akan parsial tidak komprehensif, misalnya dalam tenaga dalam, teknik penyembuhan, pembangkitan kemampuan telepatik atau metafisik dan lain-lain ketika kita mempelajari berbagai keilmuan. Untuk menguasai satu per satu tradisi ini memakan waktu berminggu-minggu, bahkan bulanan dan tahunan.
Memang kekayaan khasanah keilmuan di tanah air banyak memberikan warna dalam pembentukan karakter dan rasa percaya diri kita. Sedangkan dalam keilmuan “import” seperti Reiki, Chi, kundalini dan sebagainya juga memiliki warnanya masing-masing. Untuk mempelajari keilmuan tersebut praktisi harus melalui berbagai tingkatan setidaknya tingkat 1 sampai 3 untuk bisa dianggap sebagai Master dari tradisi-tradisi tersebut. Semakin sebuah tradisi diisi dengan berbagai ritual dan tingkatan yang semakin banyak, semakin dianggap “Master”, namun untuk menjadi Grand Master sepertinya tidak semudah itu karena banyaknya persyaratan ini dan itu belum lagi dari perasaan kita yang menganggap kita belum punya kemampuan menjadi seorang Guru atau Guru Besar (Grand Master).  Ini adalah fenomena dari kekuatan “tradisi” itu sendiri yang memiliki plus dan minus masing-masing.



Alm Bp Yan Nurindra membuat sebuah terobosan baru dibuat. Master Esoterik Indonesia, yang telah kenyang makan asam dan garam berbagai keilmuan esoterik lokal dan dari luar, ketika beliau di tahun 2003 menemukan keilmuan Prana Shakti, yang bersifat Universal dan memberikan angin segar bagi mereka yang ingin memahami filosofis keilmuan esoterik secara mudah dan hemat waktu dan biaya

Keilmuan ini berbeda dengan tradisi-tradisi keilmuan lain karena sekalipun memiliki 3 tingkatan, yakni Dharana, Dhyana dan Samadhi, namun untuk menjadi Guru berbagai tradisi energi yang memiliki kemampuan spiritual memberikan penyelarasan  keilmuan tradisi di bawah kelompok Prana dan kelompok Shakti, seorang praktisi cukup mempelajari pada tingkat pertama saja (Dharana), karena penyelarasan keilmuan yang diberikan dalam Abhiseka dan Shaktipat Prana Shakti Dharana mampu membuka semua dimensi keilmuan yang ada di alam semesta, termasuk di dalamnya energy healing, tenaga dalam dan mengasah kemampuan telepatik/ metafisik. 

Namun, karena sifatnya yang Filosofis, maka Prana Shakti tidak mengajarkan detil teknik dari berbagai tradisi energi yang ada. Adapun chanelling ke berbagai tradisi energi semesta bersifat apresiasi saja. Untuk mengetahui detil dari teknik tradisi baik Reiki seperti Reiki Usui, Reiki Tummo, Reiki Kundalini, Seichim dan lain-lain praktisi dapat mempelajarinya dengan cara membaca buku-buku terkait, konsultasi dengan praktisi energi tersebut dan browsing di internet (Dalam praktek pengajaran, bisa saja seorang Prana Shakti Master memberikan bonus materi tradisi energi tertentu yang tujuannya untuk memberikan wawasan dan pengetahuan teknik dan fungsi energi dari tradisi energi dimaksud).

Jika dalam tradisi biasa, untuk mencapai kundalini menembus chakra mahkota, seorang praktisi yang telah mencapai level 3 atau lebih tinggi baru memperoleh penyelarasan penuh, sedangkan dalam Prana Shakti, pada tingkat Dharana, telah diberikan pembangkitan atau shaktipat secara sempurna, bahkan penyelarasan makro dan mikrokosmos Prana Shakti dalam tingkat ini bisa dilakukan hanya dalam tiga jam pelatihan saja.  Luar biasa, bukan?

Konsep tradisi energi berbeda dengan konsep Prana Shakti, karena dalam tradisi energi, manusia dianggap seperti bola lampu yang memiliki kapasitas terbatas sehingga untuk mencapai tingkat Master, perlu beberapa tingkat dan penyelarasan terlebih dahulu, jika tidak maka bohlam tersebut akan “pecah”.  Sedangkan dalam Prana Shakti Dharana, semua manusia dianggap sebagai makhluk sempurna ciptaan Tuhan YME, yang atas Izin Nya sekalipun dalam hitungan menit saja, bisa memasuki pencerahan (enlightenment) secara keilmuan, atas perantaraan seorang Prana Shakti Master yang memiliki hak spiritual penyelarasan tersebut (disebut juga Prana Shakti Authorized Instructor dari Prana Shakti International Brotherhood).

Prana Shakti meditation tidak menggunakan ritual, amalan, mantra, puasa dan sebagainya namun kemampuan yang dibangkitkan hanya atas Izin Tuhan YME, sehingga Prana Shakti bersifat universal dan dapat dipelari oleh siapa saja baik awam maupun praktisi kesehatan, praktisi berbagai tradisi keilmuan dan Master dari berbagai tradisi esoterik, dan sebagainya.

Pada tingkatan kedua, yakni Dhyana, seorang yang telah mendapatkan abhiseka dan shaktipat Prana Shakti Dharana dan memiliki passion menjadi Guru dari Prana Shakti akan mendapatkan penyelarasan khusus langsung dari Prana Shakti Founder. Sedangkan tingkat ketiga adalah Samadhi yang dipegang langsung oleh Founder, Alm Bp Yan Nurindra.  Prana Shakti sendiri telah terdaftar pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia.



Penulis adalah seorang Certified Prana Shakti Dharana dari Prana Shakti International Brotherhood yang itu berarti penulis juga merupakan seorang Grand Master of Subtle Energy Traditions karena disamping dapat mengakses seluruh energi Prana yang ada di alam semesta, juga bisa membangkitkan seluruh Shakti seperti Kundalini, tenaga dalam inti dan sebagainya, bahkan diberikan hak spiritual menjadi Guru dari berbagai tradisi energi.

Penulis saat ini sedang mempelajari lebih dalam terkait dengan Subtle Energy Traditions ini dan ingin terus mengembangkan dan menyempurnakan keilmuan yang didapatnya dari Alm Bp. Yan Nurindra selaku Penemu Keilmuan Prana Shakti sekaligus Pendiri Prana Shakti International Brotherhood.

Tertarik mempelajari dan berdiskusi lebih lanjut terkait dengan Subtle Energy Traditions dapat menghubungi Penulis.

Suci Raharjo, S.AP, M.A, CH, CHt
FOUNDER RAHARJO INSTITUT
0838-77040468
0857-80173287

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengurus RAIN 2021 - 2022