Senin, 15 Juni 2020

Hilang Baperan Datang Transferan




Hilang Baperan Datang Transferan
Coach Imank Alisandra , CT.PS, CT.HLC

Transferan = Rezeki

Mengolah Rasa

Jadi, apa sih rasa itu? Sesuatu yang dirasakan.
Kebanyakan dari kita, sering terjebak disini. Terpuruk dan terlena dengan segala perasaan yang ada.
Terus, apakah wajar kalo kita merasakan segala macam perasaan itu? Sedih, kecewa, malas, galau, emosi, marah? Wajar koq. 

Itu sesuai dengan arti kata manusia itu sendiri. 

Manusia = manungsa, atau manunggaling rasa. Artinya berkumpulnya banyak rasa/perasaan.
Jadi, ketika ada perasaan-perasaan itu, wajar koq. 

Yang gak wajar itu ketika terpuruk dan terlena dengan perasaan yang ada.
Terus, bagaimana jika perasaan itu datang?
Terima saja, jangan dipaksa untuk dihilangkan. 

Karena semakin kita berusaha menghilangkan, malah akan semakin kuat. Jadi, terima perasaan itu.
Dengan kita menerimanya, maka tekanan pada jiwa kita akan berkurang bahkan lenyap. Dengan menerima, justru kita bisa melepaskanya. Inilah inti berdamai dengan diri sendiri.
Nah, jika kita jualan apakah ini ngaruh? Sangat berpengaruh.

Ketika kita sudah bisa mengolah rasa, apapun respon orang terhadap jualan kita, gak masalah, gak bikin kecil hati, dan gak bikin down.

Yang penting saat memulai jualan adalah niatkan untuk ikhtiar, dan iktiar ini bagian dari ibadah. Jadi jualan itu untuk nambah nilai ibadah kita. Niatkan untuk membantu permasalahan orang lain, niatkan untuk memberikan informasi kepada orang lain.

Jadi, ketika ngiklan koq belum ada respon, sering posting tapi koq belum closing, ada calon customer yang cancel, yang ngomongnya nylekit, bahkan ketika ditikung temen atau bahkan mitra sendiri pun gak baper.

Beberapa kejadian yang sering muncul dan bikin baper :

1. Dibilang barang yang dijual mahal

Pernah gak sih temen-temen ngalamin hal ini. Baru juga jualan, sekalinya bilang harga, eh malah dikoment “Koq mahal sih?”
Kalo seperti ini, bagaimana respon kita?
Bilang saja, “Oh iya mba, harga produknya memang segitu. InsyaAllah sebanding dengan kualitas produknya”

Gak perlu marah, gak perlu emosi. Kalo memang produk yang dijual bagus, PD aja.
Mungkin yang tanya tersebut memang bukan target market produk kita.
Di MaskerAyumi.com juga pernah ada yang seperti itu. Gak perlu dibaperin, biarkan saja.
Nah, disinilah pentingnya kita menguasai produk knowledge dari produk yang kita jual. Kita juga harus tau, value atau kelebihan produk yang kita jual apa.

Kalo di MaskerAyumi, sebelum temen-temen terjun ke “lapangan fb atau wa”, sudah dishare tuh produk knowledgenya. Termasuk value produknya.

2. Posting di fb koq sepi

Sebelum baper berlebih, yuk cek dulu pertemanan di fb bagaimana, sesuai target market atau belum, konten iklannya bagaimana, nyebelin apa nyenengin, rajin interaksi dengan temen-temen fb atau enggak. 

Kalo pas dicek, temen fb belum tertarget, konten iklan nyebelin, bikin ilfil, gak pernah interaksi dengan temen-temen fb, ya wajar sih kalo fbnya sepi. Heehehe.
Tentang bab ini, nanti saya bahas di kesempatan lain yaa.

3.Rajin posting koq gak closing

Ini masih berkaitan dengan poin no. 2. Coba cek poin no.2, lalu perbaiki.
Selain itu, apakah temen-temen tau, perasaan kita saat kita posting juga akan berpengaruh pada closing?

Misal,
Saat kita posting jualan, hatinya lagi galau, sedih, merana, marah, maka jangan heran kalo postingan kita belum closing. 

Apalagi ditambah saat posting, kita masih ngarep untuk closing, itu closingan akan jauh dari kita.
Maka, kalo posting ya posting aja, jangan mikir closing apa enggak. Biarkan itu jadi hak pereogatif Allah. Kita manusia hanya berikhtiar saja. 

Jadi, kalo mau posting jualan pastikan suasana hati kita sedang baik, sedang bahagia. InsyaAllah kalo sudah begitu, closingan akan mudah datangnya. HAPPY MENARIK REJEKI.

4. Pembeli cancel orderan

Masih ada yang baper kalo ada pembeli yang cancel orderan? 

Kalo masih, sebaiknya  mulai dihilangkan yaa. Nah, ini berkaitan dengan poin no.3.
Saat hati kita gak enak, perasaan kacau, galau, emosi,  maka ndilalah yang tadinya mau transfer mendadak cancel. Jadi, jangan menyalahkan pembelinya. Lha wong sumbernya dari hati dan perasaan kita koq. 

Terus, jangan marah-marahin calon customernya, jangan dibuat status, jangan diposting.
Kata orang Belanda “Pamali”. Ikhlaskan saja. Kalo kita ikhlas, InsyaAllah akan didatangkan pembeli lain. Siapa tau lebih banyak ordernya. Sekali order Masker Ayumi langsung 50pc, misalnya.

5. Sudah Tanya, Pembeli gak ada kabar

Saya yakin, hampir semua pejuang online pernah atau bahkan sering mengalami kejadian ini.
Terus kita harus gimana? Ya gak gimana-gimana, biarkan saja, dan fokuskan kita kepada yang lain.
Jangan membuang waktu dan tenaga hanya untuk mengharap dia kembali. #ehh

Ada beberapa kemungkin dia gak ada kabar, mungkin memang uangnya gak ada, uangnya dipake keperluan yang mendesak, belum butuh banget produknya, gak ada waktu transfer, dll.

Tapi, kalo si calon pembeli ini sebelumnya sudah janji transfer, sebaiknya di follow up. Tentunya dengan bahasa yang sangat halus ya, biar gak merasa ditagih.

Gpp di follow up? Yo gpp, asal dengan bahasa yang halus yaa. Tapi, kalo misalnya dari follow up tadi gak membuahkan hasil, maka lempar barang itu ke yang lain.

Jangan sampe barang yang sudah ditanya-tanya tadi malah “nggantung”, kan sedih digantung tanpa kepastian. Bwkkkk

6. Membanding-bandingkan harga

Cieee yang baper karena dibanding-bandingkan ... heheh
Santai aja kali ah, biasa aja, gak usah esmosi.

Dijawab santai aja, “iya mba, harganya memang segitu.” Udah gak usah panjang lebar. Nanti panas-panasin aja dengan testimoni yang kita punya. Biar dia yang baper sendiri. Hahahaha

Jadi,mulai sekarang silakan olah rasa kita biar selalu bahagia, dan positif. Kalo sudah bisa mengolah semua perasaan, InsyaAllah transferan akan mudah datang.

Sesi Tanya Jawab

1. Pertanyaan: Kalau dalam ucapan kita bilang ikhlas gak baper tapi dalam hati masih ada rasa mengganjal itu masih tergolong belum bisa mengolah rasa kah miss?

Jawaban: Iyaa, belum. Jadi tetap berpengaruh,Karena rasa itu gak diucapkan koq. Tapi dalam hati dan pikiran kita. Terus, sebaiknya gimana?

Cari tau dulu, penyebabnya apa. Yang bikin baper apa, yang bikin gak ikhlas apa.
Kalo sudah tau penyebabnya, cari solusinya.

2. Pertanyaan: Mis misalkan kita terus dimintai tolong untuk memberi pinjaman sdngkan pinjaman yg dlu blum dilunasi dan saat sy sndri butuh uang kayak otomatis ingat kejadian itu dan prsaan kesalnya muncul mis.

Jawaban: Ditagih.Tapi kalau ada aja alasannya sebaiknya Ikhlaskan, dan fokus ke yang lain.
Ikhlaskan disini, kita pasrahkan aja. Kalo bayar ya syukur, gak ya udah.

Perasaan itu untuk tameng, biar kita bisa fokus ke yang lain. Jangan down atau galau hanya karena ulah satu orang. Padahal masih banyak ribuan kesempatan yang bisa kita lakukan untuk
memperbaiki keadaan.

3 .Pertanyaan: Sya mau tanya kakak, cara ngilangin malas krna barang yang gak kunjung habis..? yanh membuat malas untuk dagang lagi krna peluang yang kecil dan gak terlalu banyak peminat....! Itu cara ngilangin rasa malasanya atau rasa negatif nya itu gimana ya kak.

Jawaban: Promosikan. Kalau tetep gagal,Evaluasi, yang bikin gagal apa. Kemudian cari solusinya.

4. Pertanyaan: Mohon ijin bertanya kak. Seperti yang kaka sampaikan diatas,bahwa selaku ada perasaan yang membangun mental,dan juga ada perasaan yang melemahkan mental.
Satu pertanyaan saya kak, bagaimana cara kita agar bisa fokus untuk mengabaikan setiap perasaan buruk (yang merusak mental) yang ada pada diri kita

Jawaban: Bisa diaplikasikan ke hal yang lain. Contoh:Misal, waktu ibu saya kurang sehat, bapak mertua saya juga kurang sehat, perasaan saya begitu galaunya.
Ada perasaan takut kehilangan. Setiap bangun tidur, ada perasaan gak enak, bikin nangis.
Kalo saya fokusnya di perasan itu, bikin saya down. Jadi males ngapa-ngapain. Bener-bener gak produktif. 

Yang saya lakukan adalah dengan membuat daftar kemungkinan terburuk dan solusinya.
Saya fokus di solusi.

Dan saya lakukan di solusi itu. Salah satunya yaitu :
Menjenguk orang tua lebih sering dari biasanya.
Kebetulan ibu saya tinggal di desa sebelah, jadi memungkinkan saya untuk menjenguknya tiap hari.
Setiap pagi, setiap hari, saya main ke rumah ibu saya.
Menjenguk mertua seminggu sekali. Dulu jarang main, tapi sekarang saya agendakan seminggu sekali.

Kalo pun saya harus ditinggalkan sama mereka, saya udah membersamai mereka setiap hari.
Saya fokus disitu. Perasaan takut kehilangan udah gak pernah muncul.


Disampaikan Oleh  Coach Imank Alisandra , CT.PS, CT.HLC
+62 819-7775-6471
 


Di Whatsapp Group Raharjo Institut (RAIN)

pada Sabtu, 13 Juni 2020

Notulen


Reza Fathurrohman  
+62 895-3911-99827
 

Poster

Wiwi Parwati
+62 838-9863-2303 

2 komentar:

Pengurus RAIN 2021 - 2022